kibarapart.com

Kibarapart – Mata dan Telinga Berita Anda

Kampung Tongkol, Dunia Tanpa Cahaya di Kolong Rel Ancol

0 0
Read Time:2 Minute, 29 Second

Kampung Tongkol: Dunia Tanpa Cahaya di Kolong Rel Ancol

kibarapart.com – Di balik gemerlap kawasan Ancol yang terkenal sebagai destinasi wisata Jakarta, tersembunyi sebuah dunia lain yang jauh dari sorotan: Kampung Tongkol. Terletak di kolong rel kereta api Ancol, kampung ini dikenal sebagai kawasan gelap dan kumuh, yang dihuni oleh ratusan warga dengan berbagai latar belakang hidup yang sulit.

Kampung Tongkol bukan sekadar permukiman biasa. Ketiadaan akses listrik yang memadai membuat malam hari di sini terasa seperti dunia tanpa cahaya. Gelap gulita, tanpa penerangan jalan, menciptakan suasana yang mencekam sekaligus penuh tantangan bagi warga. Kondisi ini memengaruhi kualitas hidup dan aktivitas warga yang sangat bergantung pada pencahayaan untuk keperluan sehari-hari.

Selain minim cahaya, fasilitas umum sangat terbatas. Sanitasi buruk, akses air bersih sulit, dan jalanan berlumpur jadi gambaran nyata bagaimana warga Kampung Tongkol harus bertahan hidup. Realitas ini menjadi cermin keras masalah sosial dan urbanisasi yang belum teratasi di Jakarta.

Kondisi Hidup dan Tantangan Warga Kampung Tongkol

Hidup di Kampung Tongkol penuh perjuangan. Warga sebagian besar berprofesi sebagai buruh, pemulung, atau pekerja informal yang penghasilannya pas-pasan. Minimnya fasilitas membuat mereka harus beradaptasi dengan lingkungan yang serba terbatas.

Ketiadaan penerangan bukan hanya soal gelap, tapi juga soal rasa aman. Malam hari sering diwarnai kekhawatiran terhadap tindak kejahatan dan kecelakaan karena tidak terlihat. Anak-anak dan lansia pun menjadi kelompok yang paling rentan menghadapi kondisi ini.

Selain itu, kondisi sanitasi yang buruk berpotensi menyebabkan masalah kesehatan. Warga kerap mengandalkan sumber air seadanya dan minim fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus), yang berujung pada risiko penyakit. Pemerintah dan organisasi sosial pun masih kesulitan menjangkau kawasan ini secara optimal.

Walau penuh keterbatasan, solidaritas antar warga tetap kuat. Mereka saling bantu untuk menjaga lingkungan, membentuk komunitas, dan berusaha mencari solusi bersama untuk memperbaiki kondisi hidup mereka.

Upaya Perbaikan dan Harapan Masa Depan Kampung Tongkol

Berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun LSM, sudah mulai menyasar Kampung Tongkol untuk melakukan intervensi sosial dan perbaikan fasilitas. Program penyediaan penerangan jalan, perbaikan sanitasi, serta penyuluhan kesehatan menjadi fokus utama.

Namun, tantangan terbesar adalah kompleksitas status lahan dan keterbatasan anggaran. Banyak warga yang tinggal secara tidak resmi, sehingga proses legalisasi dan pembangunan infrastruktur menjadi rumit dan memerlukan waktu.

Selain intervensi fisik, edukasi dan pemberdayaan warga juga menjadi kunci. Pelatihan keterampilan, program ekonomi mikro, dan penguatan kapasitas komunitas sedang digalakkan untuk membantu warga keluar dari lingkar kemiskinan.

Harapan terbesar adalah kampung ini bisa berubah menjadi kawasan yang lebih layak huni tanpa harus kehilangan kearifan lokal dan solidaritas yang sudah terbangun lama.

Kampung Tongkol Butuh Perhatian Nyata dan Berkelanjutan

Kampung Tongkol yang terletak di kolong rel Ancol bukan sekadar tempat tinggal kumuh, tapi simbol permasalahan sosial kota besar yang harus dihadapi bersama. Dunia tanpa cahaya ini mengingatkan kita bahwa pembangunan dan kemajuan kota harus inklusif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Kunci perubahan ada pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang tidak hanya sementara tapi berkelanjutan. Dengan perhatian dan aksi nyata, Kampung Tongkol bisa menjadi contoh bagaimana kota besar bisa menyejahterakan semua warganya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %